Rabu, 25 April 2012

Anak-anak Penghidup Rumah Allah

Anak-anak Penghidup Rumah Allah --Sudah lama sebetulnya saya ingin menulis pengalaman saya ini . Cerita saya kali ini tentang anak-anak yang punya semangat besar untuk menghidupkan rumah Allah. Ceritanya, suatu ketika saya sedang ikut liburan di rumah salah satu kerabat temen saya yang berada di daerah bernama Temenggungan, sebuah kelurahan yang berada di Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Entah mengapa kala itu hati saya begitu tergerak untuk memenuhi sebuah panggilan berupa lantunan adzan yang sangat indah dari suara seorang anak kecil melalui pengeras suara. Maka akhirnya bergegaslah saya memenuhi kewajiban dzuhur saya. Mulai dari awal, semula saya pun bingung. Saya hanya menemukan anak-anak kecil yang menemani saya berwudhu hingga komat tanda deadline shalat di mushola itu dikumandangkan. Masih dari suara seorang anak kecil. Penasaran, saya sibak sedikit tirai pembatas jamaah laki-laki dan perempuan. Yang kemudian saya temukan adalah, masihlah anak-anak kecil yang nampak sibuk bercanda. “Lho, imamnya mana?” tanya saya kebingungan karena penasaran, mengapa anak-anak ini berani mengumandangkan adzan dan komat tanpa ada orang dewasa sama sekali. Dan jawaban saya itu pun lantas dijawab oleh sikap saling tatap dan senyum-senyum dari wajah cilik mereka. Sedetik dua detik, barulah saya sadar, memang tidak akan ada orang dewasa di shalat jamaah dzuhur kali itu. “Ya sudah deh, salah satu jadi imamnya sana, gih!” pinta saya. Lantas shalat dzuhur saya dengan anak-anak itu pun dimulai dan kemudian berakhir dengan lancar. Namanya saja shalat dengan anak-anak, ada saja tingkah mereka yang memang tidaklah bisa berlaku tertib dan hening selama shalat berlangsung. Misalnya suara anak bersendawa yang disengaja dan tiada henti-hentinya. Hehehe… dasar anak-anak! Usai shalat dzuhur, penasaran, saya tanyai anak-anak tersebut. Anak yang mengumandangkan adzan bernama Yoga, seorang anak yang masih duduk di kelas 4 SD. Sedangkan yang menjadi imam dan sayangnya saya lupa namanya, masih duduk di kelas 3 SD. Dari sekian jumlah anak-anak tersebut, hanya satu orang yang paling tua dan itu pun masih duduk di kelas 5 SD. “Shalat seperti ini ya memang sering kalian lakukan tanpa orang dewasa?” tanya saya yang dijawab dengan kata iya dan anggukan kepala dari anak-anak tersebut. Mereka sendiri tidak tahu, mengapa mereka kerap hanya berjamaah sendiri tanpa orang dewasa. Uniknya, saya dengan naif bisa bertanya, “Lho, hari Minggu begini ini apa orangtua kalian tidak libur?” tanya saya lugu demi berpikir, jika anaknya saja bisa shalat berjamaah di mushola, mengapa orangtuanya tidak? Pertanyaan saya dijawab balik dengan wajah keheranan dari anak-anak tersebut. Pasalnya, orangtua mereka bukanlah pegawai yang bisa libur di hari Minggu. Mereka anak-anak dari orangtua yang terus mengais rezeki setiap hari untuk membuat dapur tetap mengepul. Saat berjalan pulang, saya membatin berbagai pikiran. Suara adzan yang sungguh cantik, dan anak-anak yang mandiri dengan tetap bersama membuat rumah Allah itu tetap berfungsi sebagai mana mestinya. Sungguh, andai saya orangtua mereka, banggalah saya pastinya memiliki anak-anak seperti itu yang tanpa di suruh orangtuanya, mereka menjalankan perintah wajib dari ALLAH.

RITUAL PU

Keringat, air mata & darah... semua gue kucurkan bersama teman2 sesama PU (2009-2010)di tempat kerja saya dulu. Yah pekerjaan ini yang kurang enak dilihat mata, karna sebagian orang melihat pekerjaan kami ini terkesan jorok . yah karna kami ini petugas kebersihan di salah satu toko swalayan yang sudah pasti selalu berteman dengan sapu, kain pel dan selalu berhubungan dengan sampah dan toilet. Kita sadar bahwa sebenarnya ini bukanlah suatu pekerjaan yang membanggakan. Tapi kami yakin keberhasilan hidup kami dimulai dari pekerjaan ini. kami tidak akan menyerah dengan keadaan ini. itulah prinsip kami. Dan gue akui bahwa saat pertama kali jadi PU ini amatlah berat. Tentu perasaan malu yang datang pertama kali menghinggapi kami ketika berkeliling sambil membawa sapu dan kain pel.Tapi lambat laun perasaan ini pun hilang dan ini sudah gue buktiin ketika gue ketemu sama cewek yang dulu gue suka padahal waktu itu gue sedang nyapu tangga pas dia sama ibunya lewat, gue dengan santai menyapanya tanpa ada rasa malu sedikitpun. Dan yang ngebuat gue nyaman juga kerja disana adalah dengan adanya temen2 sesama PU ferdi partner gue di lantai 2 lalu yadi dan riki PU di lantai 3. Bagi gue mereka itu sudah gue angep saudara. Kita saling tolong-menolong, curhat masalah cewek, keuangan yang saling ngebantu, ditambah lagi gue sudah kenal dengan orang tua mereka & begitupun sebaliknya. dan beginilah kerjaan kami kalo lagi ngumpul ber 4
Dan akhirnya waktu juga yang memisahkan kami. Waktu gue mau berhenti kerja dari sana, gue sedih jujur gue waktu itu masih ingin lebih lama lagi bekerja bareng mereka. Apapun yang orang katakan terhadap pekerjaan ini,saya senang bekerja sama mereka. Saling tolong menolong, diskusi, masalah uang & cewek. Tapi terlepas dari itu semua saya sadar saya tidak akan mencapai tujuan hidup saya bila saya diam disini walaupun bersama mereka karna suatu saat kamipun akan terpisah. Setelah gue ngundurin diri merekapun juga terpisah. Yadi yang sudah jadi pramuniaga mendapat kerja di lampung dan dia sekarang bukan lagi bagian kebersihan melainkan bagian perpajakan, lalu riki yang di angkat menjadi wakil kepala counter di pindahkan ke gudang, dan ferdi juga di pindahkan ke cabang lain. Dan akhirnya pada akhir tahun 2010 tidak ada lagi yang tersisa darii kami ber4. Habislah PU terkece di sana.Tapi kami tetep menjaga persahabatan kami dari sering jalan2, makan, dan sekarang hobi kami bertambah yaitu karokean semua kami selalu berempat. Tapi semua pasti ada hikmahnya, dulu gue sama yadi sama shif kerjanya, sedangkan ferdi dan riki 1 shif lainnya. buktinya setahun setelah itu yadi ikut kuliah di tempat gue kuliah, tentunya gue sering bertemu dengan yadi lagi sekarang sama seperti dulu dan ferdi pun sekarang di pindah tugaskan di gudang tempat riki kerja dan ferdi sekarang malah sudah diangkat menjadi cheker gudang. Yah itulah hikmah dari semua ini, karna setiap kejadian yang kami alami akan mendatangkan sebuah cerita indah yang telah dirancang oleh tuhan terhadap kami.
" ni foto pas gue ngerayain ultah gue sama mereka di rumah gue"