terserah mau di bilang cengeng atau apa, tapi yang jelas gue ngerasa terharu banget dengan ni kisah. air mata gue terus aja mengalir kalo gue membaca ni kisah...
Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat penurut.
Anak ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang Chinese seluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah. Papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yan.
Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu Yuan. Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur
lima tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah.
Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya. Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk menguji papanya.
Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu
pagi saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari hidung
Yu Yuan.
Dokter yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang
kesanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa saya ingin mati". Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah sakit ini."
Pada tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah,
Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada,
kalau papa merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara
detail. Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya
sendiri dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota sampai satu Negara bahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.
Hanya dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi. Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus
mengalir dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan
menunggu kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah
terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu
memanggil dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah
berjuang menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan
dipencernaan dan selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun
menunggu kabar baik dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah
menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain.
Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut
fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada wartawan tersebut. Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya."
Fu yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu
Yuan telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada
sembilan sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas
sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang- orang yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante, kita
berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.
Saya pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan
dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula mulanya berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut
akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima
kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan air. Sungguh telah pergi kedunia lain.
Dikecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar
kepergian Yu Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita
dengan karangan bunga yang ditumupuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian kata-kata dari seorang pemuda
tersebut.
Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Didepan kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa.
Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30 nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu
Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang
mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".
Kesimpulan:
Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak
kecil yang berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan Dunia. Walaupun hidup serba kekuarangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.
Senin, 20 Februari 2012
CERITA SHUBUH
Ada cerita unik yang selalu gue alami setiap shubuh dan ni kisah masih gue alami sampe sekarang. Sebelumnya gue mau ngasih tau kalo bapak gue tu kerjaannya pedagang mie ayam di pasar. Dari gue kelas 4 SD sampe sekarang bapak gue masih aja jualan mie ayam. Jadi promosi he... gini ceritanya, sebenernya ni tugas kakak gue yang ngambil mie di pabrik tempat pembuatan mie. Kira2 jauhnya 3 km dari rumah gue, dan dulu kakak gue yang punya ni tugas. Tapi gue sering malah hampir tiap hari nemenin kakak gue ngambil mie. gue sekeluarga emang tiap hari bangun shubuh, bapak sama ibu gue bangun jam 4.30, sedangkan gue sama kakak gue bangun jam 5 setiap hari. Jadi bangun tidur kami sholat shubuh dulu baru setelah itu pergi ke pabrik, selama dengan kakak gue sih ngak pernah ada kejadian unik tapi gue inget kita 2 kali jatuh dari motor. He....
Setelah kakak gue tamat kuliah dan dia dapet kerja di luar kota alhasil gue yang bertugas ngambil mie di pabrik sendirian. Na cerita unik yang mau gue ceritain dimulai disini. Selama ini gue ngak pernah ikut masuk kedalem pabrik untuk ngambil mie, dan setelah gue sendirian gue akhirnya masuk juga dan apa yang gue lihat ternyata kasir di pabrik ini ternyata cewek cantik banget. Cewek tu namanya tika, cewek manis, kulitnya putih, enak di ajak ngomong, pokoknya ngebuat mata gue melek tiap pagi setelah ngeliat dia. Apalagi umurnya lebih muda dengan gue 1 taun. Padahal kalo di pikir2 setiap kali gue ketemu sama dia gue belum mandi. He.... tapi itulah wanita pertama selain ibu dan adak gue yang selalu gue liat setiap shubuh, dan dia juga yang ngebuat semangat di tiap paginya gue.
Tapi ada cerita yang ngak enak juga yang gue alami tiap paginya sudah sebulan ini gue alami dan kayaknya masih akan terus berlanjut. Begini, setiap gue pergi ngak ada halangan sama sekali. Tapi ketika pulang dari pabrik gue selalu ngadapin suatu halangan yang berat banget menurut gue. Karna setiap gue pulang dari ngambil mie di pabrik gue selalu di hadang oleh 3 Anjing galak. Dan parahnya tu anjing selalu ngejer gue setiap gue lewat depan rumahnya, padahal ngak ada jalan laen lagi yang bisa gue lewatin. Alhasil setiap pagi gue selalu dikejar sama tu anjing untuk nyampe ke rumah. Dan kejadian buruk ini kayaknya akan selalu gue alamin sampe tu anjing ngilang dari muka bumi ini.
Begitulah kejadian setiap shubuh yang gue alamin sekarang ini. Di 1 sisi gue pergi untuk ketemu malaikat berparas wanita cantik di pabrik. Tapi, di 1 sisi lainnya gue pulang dengan akan selalu bertemu setan berparas anjing yang sangat galak. YA ALLAH semoga kisah buruk gue di tiap pagi akan segera berakhir.AMIN...
Setelah kakak gue tamat kuliah dan dia dapet kerja di luar kota alhasil gue yang bertugas ngambil mie di pabrik sendirian. Na cerita unik yang mau gue ceritain dimulai disini. Selama ini gue ngak pernah ikut masuk kedalem pabrik untuk ngambil mie, dan setelah gue sendirian gue akhirnya masuk juga dan apa yang gue lihat ternyata kasir di pabrik ini ternyata cewek cantik banget. Cewek tu namanya tika, cewek manis, kulitnya putih, enak di ajak ngomong, pokoknya ngebuat mata gue melek tiap pagi setelah ngeliat dia. Apalagi umurnya lebih muda dengan gue 1 taun. Padahal kalo di pikir2 setiap kali gue ketemu sama dia gue belum mandi. He.... tapi itulah wanita pertama selain ibu dan adak gue yang selalu gue liat setiap shubuh, dan dia juga yang ngebuat semangat di tiap paginya gue.
Tapi ada cerita yang ngak enak juga yang gue alami tiap paginya sudah sebulan ini gue alami dan kayaknya masih akan terus berlanjut. Begini, setiap gue pergi ngak ada halangan sama sekali. Tapi ketika pulang dari pabrik gue selalu ngadapin suatu halangan yang berat banget menurut gue. Karna setiap gue pulang dari ngambil mie di pabrik gue selalu di hadang oleh 3 Anjing galak. Dan parahnya tu anjing selalu ngejer gue setiap gue lewat depan rumahnya, padahal ngak ada jalan laen lagi yang bisa gue lewatin. Alhasil setiap pagi gue selalu dikejar sama tu anjing untuk nyampe ke rumah. Dan kejadian buruk ini kayaknya akan selalu gue alamin sampe tu anjing ngilang dari muka bumi ini.
Begitulah kejadian setiap shubuh yang gue alamin sekarang ini. Di 1 sisi gue pergi untuk ketemu malaikat berparas wanita cantik di pabrik. Tapi, di 1 sisi lainnya gue pulang dengan akan selalu bertemu setan berparas anjing yang sangat galak. YA ALLAH semoga kisah buruk gue di tiap pagi akan segera berakhir.AMIN...
FINALLY
Hufh... akhirnya selesai juga ujian semesteran gue pada semester 3 ni. Setelah cukup lama ngak ngebuat tulisan di blog gue karna kesibukan kerja & ujian kuliah gue. Tapi akhirnya kemaren selesai sudah perjalanan hidup gue yang gue mulai dari awal masuk kuliah semester 3 sampe sekarang. Berawal dari gue pindah kelas reguler sore menjadi kelas karyawan. Bertemu temen-temen baru yang kompak dan asik , ngak dianggepnya lagi gue sama temen2 kuliah gue yang di kelas sore, hilangnya keyakinan gue di tempat kerja gue , ujian semesteran yang gue hadapin dengan temen2 kelas malam,sampe akhirnya gue pun akan mulai lembaran cerita gue yang baru di tahun ini.
Berawal dari cerita gue yang dulu pernah gue buat, balada di semester 3 , . dan, kagak dianggepnya lagi gue sama temen2 kelas sore dulu, terus terang gue kecewa sama sikap mereka dan ini membenarkan pendapat gue waktu dulu baru kenal sama mereka “kayaknya kita berteman karna kita saling membutuhkan & suatu saat nanti saat kita tidak saling membutuhkan itulah akhir dari pertemanan kita” dan itu terbukti saat ini. Padahal dulu hampir setiap hari mereka sms atau nelpon gue untuk nanya kabar atau sekedar menyapa. Apalagi pas lagi ada tugas kelompok maupun PR, hp gue sudah disibukkin dari pagi , tu semua karna mereka butuh gue untuk ngerjain tugas mereka dan membantu mereka. dengan menjual kata sahabat mereka pun dengan mudahnya minta bantu. Tapi, sekarang gue ngak dianggep lagi oleh mereka.
Lalu hilangnya keyakinan gue di tempat kerja gue. Dulu gue sangat berharap kalo di tempat kerja gue sekarang gue akan bertahan paling ngak sampe selesai kuliah gue. Tapi, ternyata ngak. Gue pun berhenti dari tempat kerja gue bertepatan dengan hari terakhir ujian semester 3. Dari pemikiran pengalaman kerja kayak gini ngak mungkin di liat sama orang, gaji gue yang kecil, loyalitas waktu yang banyak dan nambah banyaknya tugas gue yang sebenernya bukan kerjaan gue tapi gue yang ngerjainnya.
Lalu ujian semester yang gue anggap salah satu yang menakutkan di akhir kuliah malah membuat kepercayaan pada diri gue kalo kelas yang gue ambil ni ngak salah. Gimana ngak salah, waktu ujian di kelas ini semuanya pada saaling bantu. Ngak ada yang mentingin diri sendiri. Semuanya kerjasama walaupun dosennya yang ngawas killer. Tapi tetep di ushain ngebantu temennya. Itulah yang gue senengin di kelas ini, suasana yang gak bisa gue dapetin dari kelas sore. Sangat berbanding terbalik, dimana kelas sore pada mentingin diri sendiri, dan egonya masing2. Tapi di kelas malem ngak ada ego antar individu yang ada tu Cuma kebersamaan. Jujur gue seneng banget bisa ngerasain sekelas sama mereka.
Dan setelah ini semua selesai gue pun berencana ngebuat lembar cerita baru. Dimana gue sudah ngak lagi kerja dan gue pun harus segera nyari kerja baru. Dan sambil nunggu hasil ujian gue kemaren.
Berawal dari cerita gue yang dulu pernah gue buat, balada di semester 3 , . dan, kagak dianggepnya lagi gue sama temen2 kelas sore dulu, terus terang gue kecewa sama sikap mereka dan ini membenarkan pendapat gue waktu dulu baru kenal sama mereka “kayaknya kita berteman karna kita saling membutuhkan & suatu saat nanti saat kita tidak saling membutuhkan itulah akhir dari pertemanan kita” dan itu terbukti saat ini. Padahal dulu hampir setiap hari mereka sms atau nelpon gue untuk nanya kabar atau sekedar menyapa. Apalagi pas lagi ada tugas kelompok maupun PR, hp gue sudah disibukkin dari pagi , tu semua karna mereka butuh gue untuk ngerjain tugas mereka dan membantu mereka. dengan menjual kata sahabat mereka pun dengan mudahnya minta bantu. Tapi, sekarang gue ngak dianggep lagi oleh mereka.
Lalu hilangnya keyakinan gue di tempat kerja gue. Dulu gue sangat berharap kalo di tempat kerja gue sekarang gue akan bertahan paling ngak sampe selesai kuliah gue. Tapi, ternyata ngak. Gue pun berhenti dari tempat kerja gue bertepatan dengan hari terakhir ujian semester 3. Dari pemikiran pengalaman kerja kayak gini ngak mungkin di liat sama orang, gaji gue yang kecil, loyalitas waktu yang banyak dan nambah banyaknya tugas gue yang sebenernya bukan kerjaan gue tapi gue yang ngerjainnya.
Lalu ujian semester yang gue anggap salah satu yang menakutkan di akhir kuliah malah membuat kepercayaan pada diri gue kalo kelas yang gue ambil ni ngak salah. Gimana ngak salah, waktu ujian di kelas ini semuanya pada saaling bantu. Ngak ada yang mentingin diri sendiri. Semuanya kerjasama walaupun dosennya yang ngawas killer. Tapi tetep di ushain ngebantu temennya. Itulah yang gue senengin di kelas ini, suasana yang gak bisa gue dapetin dari kelas sore. Sangat berbanding terbalik, dimana kelas sore pada mentingin diri sendiri, dan egonya masing2. Tapi di kelas malem ngak ada ego antar individu yang ada tu Cuma kebersamaan. Jujur gue seneng banget bisa ngerasain sekelas sama mereka.
Dan setelah ini semua selesai gue pun berencana ngebuat lembar cerita baru. Dimana gue sudah ngak lagi kerja dan gue pun harus segera nyari kerja baru. Dan sambil nunggu hasil ujian gue kemaren.
NYAMPAH IN CAMPUS PART “3”
Gak terasa saat ni kuliah gue telah memasuki semester 4, dan telah menyelesaikan mata kuliah yang telah gue ambil di semester 3. Dan inilah yang akan gue tulis di sini. Sambungan dari tulisan gue yang dulu2 , dan inilah cerita di kampus yang ceritanya nyampah melulu.
Berawal dari gue pindah kelas dari kelas reguler sore ke kelas karyawan malam, dan gue pun mendapatkan temen2 baru. Dengan males gue pun akhirnya masuk ke kelas karyawan dan dengan tidak ada motivasi dan semangat kuliah yang biasanya ada di awal2 masuk kuliah. Di kelas ni awalnya gue agak kaku karna gue emang salah satu orang yang susah beradaptasi di tempat baru. dan berfikir gue akan belajar karna ngak ada temen yang bisa gue ajak ngobrol, tapi setelah 2 minggu gue belajar di kelas ini dan mengenal mereka gue pun seperti nemuin dunia gue yang hilang dulu. Dan alhasil gue pun memulai nyampah lagi di kelas ini. Dari ngak pernah nyatet pelajaran, seringnya ngobrol di kelas, dan parahnya disemester ini gue jarang ke ngampus, gue bolos biasanya ke rumah temen, tapi gue sering dirumah aja dengan alasan ngak kuliah. Itu semua karna gue capek banget karna gue sering lembur di tempat kerja gue,dan agak sedikit stress juga dengan kehidupan gue,yang dari pagi kekantor pulang jam 6 sore, lalu dirumah Cuma sempet mandi dan sholat, lalu langsung pergi ke kampus dan pulang ke rumah jam 9 malem setiap harinya kecuali sabtu-minggu, he....
Tapi ternyata di kelas ini enak banget, anak2nya baek2, bersahabat, dan setia kawan. Di kelas karyawan ini kita semua sering di suruh nyelesain tugas dan gue pikir waktu itu kalo ngak gue sendiri yang nyelesain ni tugas gue , siapa lagi yang mau ngebantu. Tapi ternyata pemikiran gue salah, di kelas ini semuanya saling berbagi. Dan saling nyontekin, ngak pandang siapa kita yang penting semua orang tugasnya selesai. Dan alhasil akhirnya nambah lagi daftar nyampah gue di semester3 ni yaitu nyontek massal. He....
Dan ngak Cuma waktu belajar, tapi juga sampe ujian semesteran gue masih aja sama temen2 gue saling nyontek. Pernah kami sekelas di suruh ngerjain tugas sama dosen, dan dosen itu bilang “kalian kerjain ini ya, ibu mau pergi dulu ada kerjaan . jadi kalo udah selesai kalian kasiin tugasnya ke penjaga kampus ya “.. gila ngak, mana soalnya susah banget, dan lagi kami dikejer waktu soalnya udah malem dan kami pengen pulang. Alhasil kami pun berbagi tugas untuk nyelesain ni tugas yang banyak. Dan hasilnya selesai tepat waktu, seperti biasa jam pulang kuliah. Oleh karna itu gue merasa seneng banget di kelas ini, karna gue ngak perlu susah2 belajar karna kalo gue ngak bisa ngerjain soal ,ya gue tinggal nyontek aja. Beda dengan temen2 gue di kelas sore yang pada mentingin diri sendiri. Dan akhirnya ujian pun selesai, kini gue tinggal nunggu hasil ujian gue di semester 3 ini. dan gue berharap nilai gue bagus lagi kali ni,karna itu adalah modal gue untuk memasuki semester 4 nanti. Dan juga untuk merealisasikan rencana yang gue rancang untuk masa depan gue kedepan .Amin..
Berawal dari gue pindah kelas dari kelas reguler sore ke kelas karyawan malam, dan gue pun mendapatkan temen2 baru. Dengan males gue pun akhirnya masuk ke kelas karyawan dan dengan tidak ada motivasi dan semangat kuliah yang biasanya ada di awal2 masuk kuliah. Di kelas ni awalnya gue agak kaku karna gue emang salah satu orang yang susah beradaptasi di tempat baru. dan berfikir gue akan belajar karna ngak ada temen yang bisa gue ajak ngobrol, tapi setelah 2 minggu gue belajar di kelas ini dan mengenal mereka gue pun seperti nemuin dunia gue yang hilang dulu. Dan alhasil gue pun memulai nyampah lagi di kelas ini. Dari ngak pernah nyatet pelajaran, seringnya ngobrol di kelas, dan parahnya disemester ini gue jarang ke ngampus, gue bolos biasanya ke rumah temen, tapi gue sering dirumah aja dengan alasan ngak kuliah. Itu semua karna gue capek banget karna gue sering lembur di tempat kerja gue,dan agak sedikit stress juga dengan kehidupan gue,yang dari pagi kekantor pulang jam 6 sore, lalu dirumah Cuma sempet mandi dan sholat, lalu langsung pergi ke kampus dan pulang ke rumah jam 9 malem setiap harinya kecuali sabtu-minggu, he....
Tapi ternyata di kelas ini enak banget, anak2nya baek2, bersahabat, dan setia kawan. Di kelas karyawan ini kita semua sering di suruh nyelesain tugas dan gue pikir waktu itu kalo ngak gue sendiri yang nyelesain ni tugas gue , siapa lagi yang mau ngebantu. Tapi ternyata pemikiran gue salah, di kelas ini semuanya saling berbagi. Dan saling nyontekin, ngak pandang siapa kita yang penting semua orang tugasnya selesai. Dan alhasil akhirnya nambah lagi daftar nyampah gue di semester3 ni yaitu nyontek massal. He....
Dan ngak Cuma waktu belajar, tapi juga sampe ujian semesteran gue masih aja sama temen2 gue saling nyontek. Pernah kami sekelas di suruh ngerjain tugas sama dosen, dan dosen itu bilang “kalian kerjain ini ya, ibu mau pergi dulu ada kerjaan . jadi kalo udah selesai kalian kasiin tugasnya ke penjaga kampus ya “.. gila ngak, mana soalnya susah banget, dan lagi kami dikejer waktu soalnya udah malem dan kami pengen pulang. Alhasil kami pun berbagi tugas untuk nyelesain ni tugas yang banyak. Dan hasilnya selesai tepat waktu, seperti biasa jam pulang kuliah. Oleh karna itu gue merasa seneng banget di kelas ini, karna gue ngak perlu susah2 belajar karna kalo gue ngak bisa ngerjain soal ,ya gue tinggal nyontek aja. Beda dengan temen2 gue di kelas sore yang pada mentingin diri sendiri. Dan akhirnya ujian pun selesai, kini gue tinggal nunggu hasil ujian gue di semester 3 ini. dan gue berharap nilai gue bagus lagi kali ni,karna itu adalah modal gue untuk memasuki semester 4 nanti. Dan juga untuk merealisasikan rencana yang gue rancang untuk masa depan gue kedepan .Amin..
Langganan:
Postingan (Atom)